9aV5VOmNvWTJvyQUeBRmSjKEbRhrgwIEmSiBS4MZ

Manajemen Pertunjukan Teater Modern

Sanggar Model - Teater merupakan suatu cabang seni yang bersifat multi arts atau seni campuran, di mana semua unsur-unsur seni yang lain seperti sastra, rupa (termasuk arsitektur), musik, dan gerak (tari) berbaur, dan saling menunjang di dalamnya, hingga tercipta sebuah karya seni yang disebut teater. Teater juga merupakan seni yang mengutamakan kerja sama (bukan, berarti kerja kolektif). Manajemen produksi teater seringkali menjadi kunci sukses pertunjukan teater.

A. Hakekat Manajemen Teater

Manajemen adalah cara memanfaatkan semua sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya seperti peralatan, barang, dan biaya untuk menghasilkan pementasan atau karya seni pertunjukan teater. Fungsi dari manajemen pergelaran teater, antara lain sebagai berikut:
  1. Agar pementasan berjalan lancar, dengan membentuk dan membagi togas kepada ketua produksi, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi;
  2. Meminimalisir kerugian dan halangan.
Perencanaan dalam manajemen teater adalah merupakan tahapan pertama yang harus, dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam tahap inilah ditentukan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu dan cara yang akan ditempuh untuk mencapainya. Misalnya, sasaran dalam satu semester melakukan satu kali pementasan. Kegiatan perencanaan meliputi hal-hal berikut:
  1. Menulis atau memilih naskah yang cocok untuk dipentaskan.
  2. Rencana kegiatannya.
  3. Mencari dan menentukan rencana tempat pertunjukan.
  4. Mencari biaya pementasan.
  5. Rencana promosi dan publikasi, dan lain-lain.
Proses perencanaan dalam manajemen teater dilakukan melalui cara berikut.
  1. Menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan.
  2. Mengurutkan langkah-langkah kegiatan.
  3. Penjadwalan/menyusun time schedulle.
  4. Integrasi atau terpadu dalam satu proses bersama.
Pada konteks ini, teater modern dapat diartikan sebagai teater yang dalam kepengurusannya memerlukan suatu manajemen yang bersifat profesionalisme. Hal ini berkaitan dengan kebutuhkan terhadap pengelolaan keuangan dan organisator yang mampu mengembangkan bakat grup-grup teater modern.

Ciri-ciri teater modern adalah sebagai berikut:
  1. Tidak lagi bersifat improvisasi, naskah sudah mulai membagi peran.
  2. Tidak lagi mengandalkan seni tari dan lagu.
  3. Struktur lagunya tidak lagi statis, tetapi disesuaikan dengan perkembangan lakon atau cerita sastra.
Teater modern memiliki sifat segitiga hubungan, yaitu naskah, pementasan, dan penonton. Masa perkembangan teater modern di Indonesia dapat dibagi sebagai berikut.
  1. Periode opera Abdul Muluk.
  2. Periode pembenihan pertama (1891).
  3. Periode pembenihan (1926).
  4. Periode kebangkitan (1926-1942).
  5. Periode pembangunan (1942-1945).
  6. Periode awal perkembangan (1945-1960).
  7. Periode produktif.
  8. Periode kontemporer (1965-sekarang).
Secara garis besar, manajemen produksi teater terbagi menjadi dua macam, yaitu bidang produksi dan bidang artistik. Masing-masing mempunyai peran dan fungsi berbeda namun saling menunjang. Selain itu, pada bagian dari tiap-tiap manajemen teater, baik bidang produksi maupun bidang artistik terdapat divisi yang nantinya mendapat tugas dan kewenangan terkait.

B. Pembagian Kerja Teater Modern

Tim produksi bertugas mengatur segala sesuatu yang diperlukan dalam sebuah produksi pementasan teater. Pekerja-pekerja yang ada dalam tim produksi, meliputi sebagai berikut.
  1. Pimpinan produksi (Pimpro), adalah seseorang yang mengatur, mengelola, serta mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam sebuah produksi pementasan teater.
  2. Bendahara produksi, adalah seseorang yang mengatur keuangan selama praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
  3. Koordinator latihan, adalah seseorang yang mengatur jadwal latihan dan mengkoordinir para: pendukung (pemain) yang ikut terlibat dalam produksi pementasan teater. Biasanya koordinator: latihan ini ditangani langsung oleh pimpinan produksi.
  4. Humas/publikasi, adalah sebuah tim yang mempublikasikan atau mempromosikan sebuah produksi pementasan teater yang akan ditampilkan dengan tujuan untuk mendatangkan penonton.
Pada intinya, tim produksi dalam manajemen produksi sebuah pementasan teater terdiri atas empat bidang pekerjaan yang telah dibahas. Namun, ada pula yang menambahkan dengan seksi konsumsi, seksi dokumentasi, dan seksi transportasi, apabila hal itu dianggap periu dalam sebuah produksi pementasan teater tersebut.

C. Manajemen Artistik Teater Modern

Tim manajemen artistik, yaitu suatu tim yang bertugas melaksanakan dan menjalankan. seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pementasan. Pekerja-pekerja yang ada dalam tim artistik adalah sebagai berikut:
  1. Sutradara (director), adalah seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab penuh selama latihan atau selama persiapan pementasan sampai pementasan dilaksanakan.
  2. Penata artistik, seseorang yang merancang pengaturan panggung dan mempersiapkan property yang dibutuhkan oleh para pemain.
  3. Penata musik, seseorang yang merancang dan mendesain penataan musik serta efek-efek suara lainnya untuk membawa suasana yang dibutuhkan dalam pementasan.
  4. Penata lampu, seseorang yang merancang dan mendesain penataan efek cahaya untuk membawa suasa yang dibutuhkan dalam pementasan.
  5. Penata rias dan busana, seseorang yang mempersiapkan tata rias para pemain untuk menimbulkan karakter yang dibutuhkan dan pemeranan serta mempersiapkan, mendesain dan mengoordinir pakaian yang diperlukan oleh setiap pemain.
  6. Pekerja panggung (stage crew), adalah orang-orang yang mengerjakan hal-hal teknis di belakang layar dan bekerja sebagai pembantu umum. Tugas stage crew adalah membantu tugas penata artistik untuk mengadakan, membuat, mengumpulkan, menyiapkan, dan menjaga serta memelihara segala perlengkapan dan peralatan panggung.
Demikian materi manajemen teater modern versi Sanggar Model. Semoga bermanfaat...
Related Posts
Sri Kuncoro
Allah Is My Power
Follow: FB | IG | YT

Posting Komentar